Terima Kasih ANDA telah Bergabung bersama Kami

Senin, 25 Oktober 2010

Reaksi yang Membuat Perbedaan


Reaksi yang Membuat Perbedaan

Oleh: Leila Mona Ganiem

Sebuah video menarik yang beberapa waktu lalu dikirim sahabat saya, Ken, begitu menginspirasi. Video itu karya Stephen Covey, berjudul 90-10 Principle. Sebuah stimulus yang menggiurkan adalah adanya catatan seperti ini:
Konsep ini akan merubah hidup Anda,
(atau sekurang-kurangnya cara Anda bereaksi pada situasi).
Prinsip 90-10 adalah…
10 % dalam hidup adalah apa yang terjadi pada diri kita.
Namun… 90% lainnya dari hidup kita, diputuskan atas bagaimana kita bereaksi.

Artinya...
Kita benar-benar tidak punya kontrol atas yang 10% yang terjadi pada kita
Kita tidak dapat menghindari adanya kecelakaan, kesewenangan orang lain memotong jalan kita, pesawat terlambat, hujan, gempa, yang membuat rencana kita menjadi kacau.
Kita tidak punya kontrol atas hal itu!

Sementara yang 90%, berbeda.
Kita menentukan perjalanan selanjutnya, melalui reaksi kita!
Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, namun kita dapat mengontrol reaksi kita
Kita tidak dapat mengontrol orang lain untuk tidak membodohi kita, Namun kita dapat mengontrol reaksi kita.
Stephen lalu memberi contoh.
Ketika sedang sarapan, anak Anda menyenggol cangkir kopi dan jatuh ke jas kerja.
Ingat, Anda tidak punya kontrol atas apa yang terjadi.
Namun apa yang terjadi selanjutnya, ditentukan oleh bagaimana Anda bereaksi.
Anda memarahi anak, lalu dia menangis
Kemudian mengomeli isteri, mengkritiknya karena tidak becus meletakkan cangkir disisi meja. Lalu ada keributan.
Anda keatas, ganti baju. Ketika turun, anak masih menangis, makan belum selesai, jemputan sekolah yang telah datang, tidak mau menunggu, sehingga ditinggal.
Isteri Anda perlu buru-buru kekantor, Andalah yang harus mengantar anak.
Karena takut terlambat, Anda memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi diatas rata-rata sehingga ditangkap polisi.
Butuh waktu untuk menjelaskan alasan ini itu dan akhirnya harus membayar denda.

Setiba di sekolah, anak meninggalkan mobil dengan cemberut dan berlari kegerbang sekolah tanpa pamit.
Setiba dikantor, Anda sadari kalau tas kerja tertinggal dirumah.
Hari itu sangat menyebalkan dan selanjutnya makin buruk dan memburuk.
Sepulang kerumah, Anda rasakan adanya jarak pada hubungan dengan isteri dan anak.
Mengapa?
Karena kopi?
Karena anak Anda?
Karena polisi?
Atau karena reaksi Anda?

Bayangkan reaksi yang berbeda.
Kopi terciprat ke baju.
Anak mulai akan menangis
Lalu Anda bilang
”Gak apa-apa, sayang... lain kali hati-hati ya...”
Anda keatas untuk ganti baju
Melihat kejendela ketika ada mobil jemputan,
Lalu melambaikan tangan ke anak yang akan kesekolah
Datang kekantor lebih cepat 5 menit, dan bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan.

Stephen benar, saya belajar banyak dari ilustrasi tadi.
Terutama bagaimana bereaksi pada situasi yang terjadi. Pesan utama yang saya dapat elaborasi dari konsep tadi adalah:

”Selesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.
Upayakan penyelesaian yang menyamankan”.
Barangkali anda punya pandangan lain? Wel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar